PRARANCANGAN PABRIK SODIUM BIKARBONAT MENGGUNAKAN METODE KARBONASI DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2.700 TON/ TAHUN
Abstract
Produksi sodium bikarbonat dunia pada tahun 2018 mencapai 2.800.000 ton. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, rata-rata Indonesia mengimpor 87.153,01 ton sodium bikarbonat setiap tahunnya. Sementara di Indonesia sendiri belum memiliki pabrik yang memproduksi sodium bikarbonat. Selama ini sodium bikarbonat hanya diimpor dari luar negeri saja. Hal ini menjadi kesempatan yang cukup berpotensi untuk mendirikan pabrik
sodium bikarbonat, dimana hal ini dapat mengurangi impor bahan tersebut juga dapat menambah devisa negara jika diekspor. Karbonasi merupakan metode yang akan digunakan dalam produksi sodium bikarbonat pada pabrik ini. Penggunaan metode karbonasi memiliki
banyak keunggulan diantaranya adalah produk yang dihasilkan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi yaitu sebesar 99,30%, proses ini memiliki tingkat nilai konversi yang tinggi, tidak menghasilkan hasil samping yang berbahaya bagi lingkungan dan sedikit menghasilkan limbah. Pabrik ini dirancang dengan kapasitas produksi 2.700 ton/tahun. Pabrik ini beroperasi selama 330 hari/tahun. Bahan yang dibutuhkan yaitu Na2CO3
sebanyak 1.826,32 ton/tahun, H2O sebanyak 2.739,48 ton/tahun, dan CO2 sebanyak 1,31 ton/tahun. Proses pembuatan sodium bikarbonat meliputi persiapan bahan baku, proses mixing (pencampuran), proses karbonatasi dan proses pemurnian. Kondisi operasi pada proses karbonasi berjalan pada tekanan 3 atm dengan suhu 40° C. Pabrik ini akan beroperasi di wilayah kawasan industri JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate) Gresik, Jawa Timur dengan perkiraan mulai beroperasi pada tahun 2025. Berdasarkan hasil evaluasi analisis ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pendirian pabrik sodium bikarbonat dengan berkapasitas 2.700 ton/tahun layak didirikan dengan rincian Pay Out Time (POT) 4,4 tahun, Rate of Return (ROR) 19,04%, serta Break Even Point (BEP) sebesar 43,12%.