http://103.81.100.242/index.php/baj/issue/feedBASAH AKUAKULTUR JURNAL2022-09-15T09:55:04+08:00bajexample@ulm.ac.idOpen Journal Systems<p>Memuat tentang pengetahuan reproduksi ikan, nutrisi dan hama serta penyakit ikan.</p>http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1476PENGARUH DOSIS SUSU FERMENTASI PADA MEDIA AMPAS KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN MAGGOT (Hermetia illucens) SEBAGAI SEDIAAN LARVA IKAN PAPUYU (Anabas testudineus bloch)2022-09-15T09:54:56+08:00Muhammad Irfan NaufalMirfannaufal042@gmail.comFatmawati Fatmawatifatmawati01@ulm.ac.iduntung bijaksanabijaksanauntung@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian susu fermentasi pada media ampas kelapa yang berbeda terhadap pertumbuhan panjang dan pertambahan jumlah maggot sebagai media pemeliharaan maggot yang dapat digunakan sebagai pakan benih ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan, jenis perlakuan dalam penelitian yaitu A tanpa susu fermentasi (yakult), perlakuan B dosis 3,25 ml, perlakuan C dosis 6,5 ml dan D dosis 9,75 ml. Berdasarkan hasil penelitian bahwa media pemeliharaan maggot berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan panjang maggot dan pertambahan jumlah maggot. Dari hasil pertumbuhan panjang maggot yang terbaik terdapat pada perlakuan A sebesar 2cm dan pertambahan jumlah maggot terbaik pada perlakuan B menghasilkan rerata pertambahan jumlah maggot sebesar 49,7.</p> <p><em>The purpose of this study was to analyze the effect of giving fermented milk on different coconut dregs media on the length growth and increase in the number of maggots as a medium for maggot maintenance that can be used as fish seed feed. The research method used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments with 3 replications, the types of treatment in this study were A without fermented milk (yakult), treatment B at a dose of 3.25 ml, treatment C at a dose of 6.5 ml and D at a dose of 9, 75 ml. Based on the results of the study that the maggot maintenance media had no significant effect on the growth of maggot panang and the increase in the number of maggots. From the results, the best maggot length growth was found in treatment A of 2cm and the best increase in the number of maggots in treatment B resulted in an average increase in the number of maggots of 49.7.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1475PENGARUH PADAT TEBAR DAN PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN GABUS HARUAN (Channa striata)2022-09-15T09:54:56+08:00Fatmawati Fatmawatifatmawati01@ulm.ac.idMuhammad Hudan Al Muhasibihudanalmuhasibi33@yahoo.co.idSiti Aisiahsitiaisiahbp@gmail.com<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi terbaik antara padat tebar dan pakan berbeda dalam pemeliharaan larva terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan gabus haruan (<em>Channa striata</em>). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, padat tebar (A) dan jenis pakan (B) dengan 3 ulangan. Padat tebar yang digunakan dalam perlakuan yaitu 3 ekor/L dan 5 ekor/L dengan pemberian pakan alami berupa <em>Artemia</em> sp. dan <em>Daphnia</em> sp. Parameter penelitian meliputi laju pertumbuhan berat harian, laju pertumbuhan panjang harian, dan kualitas air. Penelitian menunjukkan hasil bahwa faktor A padat tebar berbeda berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan berat harian larva ikan gabus tetapi, Faktor B pakan berbeda dan Faktor AxB interaksi tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan berat harian. Padat tebar dan pakan berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang harian. Hasil terbaik diperoleh dari perlakuan A1B1 (padat tebar 3 ekor/L dengan pakan <em>Artemia</em> sp.) mampu menghasilkan laju pertumbuhan berat harian sebesar 9,81%. Parameter kualitas air selama penelitian cukup optimal yaitu suhu air 25,6-25,8 ℃, pH 6,68-7,03, oksigen terlarut 4,02-4,20 mg/l, dan kandungan amoniak 0,5-0,75 mg/l masih dalam batas wajar bagi kelangsungan hidup larva ikan gabus haruan.</p> <p><em>The purpose of this study was to determine the best interaction between stocking density and feed in rearing different larvae with live growth of snakehead fish (Channa striata). This research was conducted using experimental methods and factorial Completely Randomized Design (CRD) consisting of 2 factors, stocking density (A) and type of feed (B) with 3 repetitions. The stocking densities used in the treatment were 3 fish/L and 5 fish/L with the provision of natural food in the form of Artemia sp. and Daphnia sp. Research parameters include daily weight growth rate, daily length growth rate, and water quality. The study showed that the different stocking density factor A had a significant effect on the daily weight growth rate of snakehead fish larvae, however, the different feed B factor and the AxB interaction factor had no significant effect on the daily weight growth rate. Stocking density and different feed had no significant effect on the daily length growth rate. The best results from A1B1 treatment (stocking density of 3 fish/L with Artemia sp.) was able to produce a daily weight growth rate of 9.81%. Water quality parameters during the study were quite optimal, namely air temperature 25.6-25.8, pH 6.68-7.03, dissolved oxygen 4.02-4.20 mg/l, and ammonia content 0.5-0.75 mg/l is still within reasonable limits for the life of snakehead fish larvae</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1474KORELASI FLUKTUASI DERAJAT KEASAMAN (pH) HARIAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN PAPUYU (Anabas testudineus Bloch)2022-09-15T09:54:57+08:00Karmani Karmanikarmanilbg@gmail.comHerliwati Herliwatiherliwati1964@gmail.comAgussyarif Hanafieagus.shanafiei@ulm.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan papuyu (<em>Anabas testudineus </em>bloch<em>)</em> dengan fluktuasi derajat keasaman (pH) harian. Kolam yang digunakan berbentuk tabung (bundar) diameter 100 cm, Benih ikan 2.400 ekor. Pengukuran pH harian dilakukan setiap jam selama tujuh hari dari semua perlakuan dan ulangan yang terdiri dari dua faktor, yakni faktor media air yang berbeda (A) dan faktor pakan buatan yang berbeda (B) dengan 3 ulangan sehingga menghasilkan 12 unit percobaan. Diperoleh nilai korelasi antara pertumbuhan bobot mutlak harian dengan pH diperoleh nilai tertinggi terdapat pada perlakuan mengunakan air biasa dan pakan protein tinggi (A2B1) yaitu (0,814448), nilai korelasi antara pertumbuhan panjang mutlak dengan pH diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan menggukan air bioflok dan pakan protein tinggi (A1B1) yaitu (0,816251) dan nilai korelasi kelangsungan hidup dengan pH diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan (A2B2) yaitu (-0,62011). Parameter kuaitas air suhu 27.10<sup>0</sup>C, Oksigen terlarut (DO) 5.61 mg/L, Derajat Keasaman (pH) 7.62.</p> <p><em>This study aimed to analyze the growth and survival of papuyu fish (Anabas testudineus bloch) with daily fluctuations in acidity (pH). The pond used is tubular (round) with a diameter of 100 cm, 2,400 fish seeds. Daily pH measurements were carried out every hour for seven days from all treatments and replications consisting of two factors, namely different water media factors (A) and different artificial feed factors (B) with 3 replications resulting in 12 experimental units. The correlation value between daily absolute weight growth and pH obtained the highest value found in the treatment using plain water and high protein feed (A2B1), namely (0.814448), the correlation value between absolute length growth and pH obtained the highest value in the treatment using biofloc water and high protein feed (A1B1) that is (0.816251) and the correlation value of survival with pH obtained the highest value in the treatment (A2B2) that is (-0.62011). Parameters of water quality temperature 27.100C, Dissolved Oxygen (DO) 5.61 mg/L, Degree of Acidity (pH) 7.62.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1473VARIASI PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI2022-09-15T09:54:58+08:00Gulman Zakiyagulmanmmc@gmail.comPahmi Ansyaripahmi.ansyari@ulm.ac.idSlamat Slamatslamat0106@gmail.com<p>Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan budidaya sistem resirkulasi atau RAS (<em>Recirculating Aquaculture System</em>). Sistem Akuakultur resirkulasi adalah sistem yang menggunakan kembali (<em>reuse</em>) air untuk budidaya ikan. Tujuan penelitian adalah menganalisa variasi padat tebar optimal terhadap pertumbuhan panjang, berat dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Metode penelitian adalah eksperimental, dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dan 2 kali ulangan, yaitu perlakuan A (kepadatan 75 ekor/m<sup>3</sup>), B (100 ekor/m<sup>3</sup>), dan C (125 ekor/m<sup>3</sup>). Parameter penelitian meliputi pertumbuhan panjang mutlak, berat mutlak, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan variasi padat tebar berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak. Pertumbuhan panjang pada perlakuan A adalah 3,69 cm, perlakuan B 4,04 cm dan perlakuan C 4,24 cm tetapi memberikan pengaruh tidak nyata pada tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila. Variasi padat tebar juga berpengaruh nyata pada pertumbuhan berat mutlak, di mana pada perlakuan A 4,85 g, B 5,58 g dan C 5,15 g. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan C dan terendah pada perlakuan A, sedangkan pertumbuhan berat tertinggi terdapat pada perlakuan C dan terendah pada perlakuan A.</p> <p><em>Increased productivity can be done by cultivating a recirculation system or RAS (Recirculating Aquaculture System). A recirculating aquaculture system is a system that reuses water for fish farming. The study aimed to analyze the variation of optimal stocking density on the growth of length, weight, and survival of tilapia fry. The research method was experimental, with a completely randomized design (RAL), consisting of 3 treatments and 2 replications, namely treatment A (density 75 fish/m<sup>3</sup>), B (100 fish/m<sup>3</sup>), and C (125 fish/m<sup>3</sup>). . Research parameters include absolute length growth, absolute weight, survival and water quality. The results showed that different stocking density variations significantly affected absolute length growth. The length growth of treatment A was 3.69 cm, treatment B was 4.04 cm and treatment C was 4.24 cm but had no significant effect on the survival rate of tilapia fry. The variation in stocking density also significantly affected the growth of absolute weight, in which treatments A 4.85 g, B 5.58 g, and C 5.15 g. It can be concluded that the highest growth in length was found in treatment C and the lowest in treatment A, while the highest weight growth was also found in treatment C and the lowest in treatment A.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1469PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA SETELAH MENETAS PADA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy, Lac)2022-09-15T09:54:59+08:00Achmad Zaini Akbarzainiakbar.app@gmail.comFatmawati Fatmawatifatmawati01@ulm.ac.idAgussyarif Hanafieagus.shanafiei@ulm.ac.id<p>Ikan gurami (Ospronemus gouramy, Lac) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dipilih untuk dipelihara. Keunggulan ikan gurami adalah dapat berkembangbiak secara alami dan dapat hidup di air tergenang, kekurangan ikan gurami adalah pertumbuhannya lambat dengan rata-rata panen 6-12 bulan sekali. Kuning telur larva ikan gurami akan habis pada hari ke 6 hingga hari ke 14 sejak menetas. Larva ikan gurami berwarna kuning bening saat masih terdapat kuning telur dan berwarna abu-abu saat kuning telur sudah habis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelangsungan hidup larva ikan gurami dengan padat tebar yang berbeda dan menganalisis pertumbuhan larva ikan gurami dengan padat tebar yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 perlakuan 3 pengulangan yaitu perlakuan A padat 2 tebar ekor/liter (1 akuarium : 40 ekor), perlakuan B padat 4 tebar ekor/liter (1 akuarium : 80 ekor) dan perlakuan C padat 6 tebar ekor/liter (1 akuarium : 120 ekor). Hasil penelitian Perlakuan A 2 ekor/liter merupakan yang terbaik terhadap pertumbuhan Panjang Mutlak, Panjang Relatif, Bobot Mutlak, Bobot Relatif, dan Kelangsungan Hidup dengan nilai sebesar (94,2%). Hasil analisa kualitas air masih berada dikisaran yang optimal untuk pemeliharaan larva ikan gurame: 26,9<sup>o</sup>C-29,4<sup>o</sup>C, DO 3,86-4,32 mg/L, dan pH 6,5 – 6,9.</p> <p><em>Giant gouramy (Ospronemus gouramy, Lac) is one of the most popular freshwater fish species to breed. The advantage of Giant Gourami is that it breeds naturally and can live in stagnant water. The disadvantages of Giant Gourami are its slow growth and average yield of 612 months. The yolks of Giant Gourami larvae disappear 6 to 14 days after hatching. Giant Gouramy larvae turn pale yellow when the yolk is still present and gray when the yolk is gone. The purpose of this study is to analyze the survival of Giant Gourami larvae of different breeding densities and the growth of Giant Gourami larvae of different breeding densities. In this study, we used a fully randomized design (CRD) and performed 3 operations in 3 iterations. Fixed 6 stock tails / liter (1 aquarium: 120 tails). The results of the study that Treatment A 2 tails/liter was the best for the growth of Total Length, Absolute Length, Absolute Weight, Relative Weight, and Survival with a value of (94.2%). The results of the analysis of water quality were still in the optimal range for the rearing of carp larvae: 26.9</em><sup>o</sup><em>C-29.4</em><sup>o</sup><em>C, DO 3.86-4.32 mg/L, and pH 6.5-6.9.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1468PENINGKATAN KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN GABUS HARUAN (Channa striata) MELALUI PEMBERIAN PAKAN SISTEM KALENDER2022-09-15T09:55:01+08:00Rahman Ilmirahmanilmibpulm@gmail.comAgussyarif Hanafieagus.shanafiei@ulm.ac.idIndira Fitriliyaniindira.fitriliyani@ulm.ac.id<p>Budidaya ikan gabus haruan masih mengalami kendala pada tahap Perpindahan pakan alami dan waktu pemberian pakan yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan larva menjadi lambat, dimana larva membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pakan yang baru dengan cara sistem kalender. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan sistem kalender terhadap kelulusan hidup dan pertumbuhan larva ikan gabus haruan <em>(Channa striata)</em>. Penelitian dilakukan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.Pakan yang digunakan yaitu <em>Artemia</em> sp., <em>Daphnia</em> sp., dan pakan komersil. Parameter penelitian meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang relatif, pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan berat relatif, pertumbuhan berat mutlak, dan kualitas air Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pakan sistem kalender tidak berbeda berpengaruh nyata terhadap laju, pertambahan kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang relatif, pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan berat relatif, pertumbuhan berat mutlak larva ikan gabus Hasil tertinggi didapat dari perlakuan D H<sub>8</sub> – <sub>16</sub> (A) à H<sub>17</sub> – <sub>24</sub> (D) à H<sub>25</sub> – <sub>33</sub> (PK) mampu menghasilkan kelangsungan hidup 83,33%, pada pertumbuhan panjang relatif, panjang mutlak yang tertinggi pada perlakuan C H<sub>8</sub> – <sub>15</sub> (A) à H<sub>16</sub> – <sub>23</sub> (D) à H<sub>24</sub> – <sub>33</sub> (PK) dan pertumbuhan berat relatif, berat mutlak perlakuan A H<sub>8</sub> – <sub>13</sub> (A) à H<sub>14</sub> – <sub>21</sub> (D) à H<sub>22</sub> – <sub>33</sub> (PK).</p> <p><em>Cultivation of snakehead fish is still experiencing problems at the stage of natural feed transfer and inappropriate feeding time can cause larval growth to be slow, because larvae need time to adapt to new feed by means of a calendar system. The purpose of the research to effect of calendar system feeding on survival and growth of snakehead fish (Channa striata) larvae. The study was conducted using a completely randomized design (CRD) method with 4 treatments and 3 replications. The feed used were Artemia sp., Daphnia sp., and commercial feed. The research parameters included survival, relative length growth, absolute length growth, relative weight growth, absolute weight growth, and water quality. absolute length, relative weight growth, absolute weight growth of snakehead fish larvae. The highest results were obtained from treatment D H8 – 16 (A) H17 – 24 (D) H25 – 33 (PK) was able to produce 83.33% survival, on growth relative length, the highest absolute length in treatment C H8 – 15 (A) H16 – 23 (D) H24 – 33 (PK) and the growth of relative weight, absolute weight of treatment A H8 – 13 (A) H14 – 21 (D) H22 – 33 (PK).</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1467EFIKASI DOSIS EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ANTIBAKTERI Edwardsiella tarda DAN TOKSISITASNYA PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)2022-09-15T09:55:02+08:00Muhammad Irfan Adhiyatma1710712210022@mhs.ulm.ac.idSiti Aisiahsitiaisiahbp@gmail.comOlga Olgaolgafikan@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan potensi antibakteri ekstrak daun ketapang terhadap <em>Edwardsiella tarda</em> secara <em>in vitro</em> dan menganalisis toksisitas berbagai dosis ekstrak daun ketapang pada lele dumbo (<em>Clarias gariepinus</em>). Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan ekstrak daun ketapang secara <em>in vitro </em>metode difusi cakram dengan pelarut metanol, dilanjutkan uji toksisitas pada lele dumbo menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan yaitu K: tanpa pemberian ekstrak daun ketapang, perendaman ekstrak daun ketapang 0,05 mg/mL(A), 0,1 mg/mL(B), 0,2 mg/mL(C), 0,4 mg/mL(D), dan 0,8 mg/mL(E). Hasil uji antibakteri ekstrak daun ketapang akuades 7,5 mm, ekstrak daun ketapang metanol 10,47 mm, dan antibiotik (kontrol) 23,3 mm. Nilai <em>Minimum Inhibitory Concentration</em> (MIC) adalah pada konsentrasi 0,05 mg/mL Hasil uji toksisitas terhadap kelangsungan hidup ikan lele dumbo didapatkan seluruh perlakuan 100%, hasil uji anova menunjukkan tidak ada perbedaan antar perlakuan yang berarti semua dosis ekstrak daun ketapang yang diberikan tidak toksik terhadap lele dumbo. Disimpulkan ekstrak daun ketapang berefikasi sebagai anti <em>E</em><em>.</em><em>tarda</em> dan bersifat tidak toksik terhadap lele dumbo.</p> <p><em>This study aimed to determine the antibacterial potential of ketapang leaf extract against Edwardsiella tarda in vitro and to analyze the toxicity of various doses of ketapang leaf extract on African catfish (Clarias gariepinus). The method used in this study used ketapang leaf extract in vitro disc diffusion method with methanol solvent, followed by toxicity test on African catfish using a completely randomized design with 6 treatments, namely K: without giving ketapang leaf extract, soaking ketapang leaf extract 0.05 mg/mL(A), 0.1 mg/mL(B), 0.2 mg/mL(C), 0.4 mg/mL(D), and 0.8 mg/mL(E). The results of the antibacterial test of ketapang leaf extract with distilled water were 7.5 mm, methanol leaf extract 10.47 mm, and antibiotics (control) 23.3 mm. </em><em>Minimum Inhibitory Concentration (MIC) value is at a concentration of 0.05 mg/mL</em><em>.</em><em> The results of the toxicity test on the survival of African catfish obtained 100% of all treatments, the results of the ANOVA test showed no differences between treatments, which means that all doses of ketapang leaf extract given were not toxic to African catfish. It was concluded that ketapang leaf extract has efficacy as an anti-E.tarda and is not toxic to African catfish.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1478PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA PADA BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus Gouramy) DI AKUARIUM2022-09-15T09:55:03+08:00Elyyna Intan Etikasari17107122200@mhs.ulm.ac.idSiti Aisiahsitiaisiahbp@gmail.comuntung bijaksanauntung.bijaksana@ulm.ac.id<p>Ikan gurami (<em>Osphronemus gouramy</em>) merupakan produk utama budidaya ikan air tawar. Selain dapat berkembang biak secara alami dan mudah dipelihara, ikan ini juga merupakan ikan air tawar yang bernilai ekonomis, sehingga banyak pembudidaya ikan yang mencari nafkah dari beternak ikan. Selain keunggulannya, juga terdapat kendala dalam pemeliharaan ikan yaitu rendahnya produksi akibat suplai benih yang tidak mencukupi. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pertumbuhan dan (FCR) pada benih gurami dengan frekuensi pemberian pakan yang berbeda. Metode pada penelitian ini menggunakaan percobaan dengan perlakuan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan dengan total yang dihasilkan 12 wadah akuarium. Perlakuan A Frekuensi Pemberian Pakan 1x, B Frekuensi Pemberian Pakan 2x, C Frekuensi Pemberian Pakan 3x dan D Frekuensi Pemberian Pakan 4x. Hasil penelitian yang diperoleh dari perlakuan pengaruh frekuensi pemberian pakan bahwa data panjang relatif, berat relatif dan rasio konfersi pakan pada ikan gurami yang dihitung secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan gurami.</p> <p><em>Gouramy (Osphronemus gouramy) is the main product of freshwater fish farming. Besides being able to breed naturally and easy to maintain, this fish is also a freshwater fish that has economic value, so that many fish cultivators make a living from raising fish. Apart from its advantages, There are also obstacles in maintaining fish, namely low production due to insufficient seed supply. The purpose of this study was to analyze the growth of gouramy fry in the aquarium with the effect of different feeding frequencies and analyzed the Feed Conversion Ratio (FCR) on gouramy fry on the effect of different feeding frequencies. The method in this study used an experiment with Completely Randomized Design (CRD) treatment with 4 treatments and 3 replications with a total of 12 aquarium containers. Treatment A Frequency of Feeding 1x, B Frequency of Feeding 2x, C Frequency of Feeding 3x and D Frequency of Feeding 4x. The results obtained from the treatment of the effect of feeding frequency that the data of relative length, relative weight and feed conversion ratio in gouramy which were calculated statistically did not significantly affect the growth of gouram</em><em>y</em><em>.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/baj/article/view/1477INTERAKSI PADAT TEBAR DAN MEDIA JENIS AIR BERBEDA UNTUK MENINGKATKAN KELULUS HIDUPAN PADA PENDEDERAN IKAN HARUAN (Channa striata)2022-09-15T09:55:04+08:00Ayu Hardiniayuhardini99@gmail.comAgussyarif Hanafieagus.shanafiei@ulm.ac.idSiti Aisiahsitiaisiahbp@gmail.com<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis interaksi padat tebar berbeda dan media jenis air berbeda mana yang memiliki kelulus hidupan tertinggi pada pendederan ikan haruan (<em>Channa striata</em>). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan A1B1 (Air Sumur dengan Padat Tebar 2 ekor/liter), A1B2 (Air Sumur dengan Padat Tebar 4 ekor/liter), A2B1 (Air Daun Ketapang dan Daun Kelapa Kering dengan Padat Tebar 2 ekor/liter), A2B2 (Air Daun Ketapang dan Daun Kelapa Kering dengan Padat Tebar 4 ekor/liter). Dengan pengukuran sampel kualitas air setiap 2 hari 1 kali selama penelitian berlangsung, dan pengamatan kelulus hidupan ikan setiap hari untuk mengetahui jumlah kematiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelulus hidupan tertinggi terdapat pada A2B1 (Air Daun Ketapang dan Daun Kelapa Kering dengan Padat Tebar 2 ekor/liter) dengan tingkat kelulus hidupan 76,47%. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya interaksi karena pada pola tersebut terdapat potongan garis. Kelompok perlakuan B1 mengalami peningkatan kelangsungan hidup dari A1 ke A2 sedangkan kelompok B2 cenderung stabil.</p> <p><em>The purpose of this study was to determine the type of interaction of different stocking densities and which media of different types of water had the highest survival rate in the nursery of haruan fish (Channa striata). This study used an experimental method using a Completely Randomized Factorial Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Treatment A1B1 (Well Water with Stocking Density of 2 fish/liter), A1B2 (Well Water with Stocking Density of 4 fish/liter), A2B1 (Water from Ketapang Leaves and Dried Coconut Leaves with Stocking Density of 2 fish/liter), A2B2 (Water from Ketapang Leaves and Dried Coconut Leaves with a Stocking Density of 4 tails/liter). By measuring water quality samples once every 2 days during the study, and observing the survival of fish every day to determine the number of deaths. The results showed that the highest survival rate was in A2B1 (Ketapang Leaf Water and Dried Coconut Leaf with Stocking Density of 2 fish/liter) with a survival rate of 76.47%.</em><em> Based on the results of the analysis above, it can be seen that there is an interaction because these patterns contain cut lines. Group B1 experienced an increase in life from A1 to A2, while the treatment group B2 tended to be stable.</em></p>2022-06-30T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##