http://103.81.100.242/index.php/aquatic/issue/feedAQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan2025-04-21T12:28:49+08:00Abdur Rahmanarrahman@ulm.ac.idOpen Journal Systems<p>AQUATIC adalah Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan yang memuat artikel-ertikel Tugas Akhir Mahasiswa dengan ruang lingkup; Hewan air (baik vertebrata atau invertebrata yang hidup di air untuk sebagian atau seluruh hidupnya), Ekosistem Perairan (sistem lingkungan yang terletak di badan air), Tumbuhan Air (tanaman hydrophytic atau hydrophytes, yang telah beradaptasi dengan kehidupan di atau di lingkungan akuatik) dan Pemanfaatan Teknologi yang berhubungan dengan Manajemen Sumberdaya Perairan</p> <p style="box-sizing: border-box; line-height: 25px; margin: 10px 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: 'Noto Sans', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">Informasi Jurnal<br style="box-sizing: border-box;"> 1. Journal Title :</strong> AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 2. Initial :</strong> AQUATIC<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 3. Publication Frequency : 2</strong> Issues per year<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 4. Online ISSN :</strong> 3205-0218<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 6. DOI:</strong> <a style="box-sizing: border-box; background-color: transparent; color: #007ab2;" title="DOI" href="https://dx.doi.org/10.20527" target="_blank" rel="noopener">http://dx.doi.org/10.20527</a><br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 7.</strong> <strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">OAI Adress : </strong><a href="http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/oai" target="_blank" rel="noopener">http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/oai</a><br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 8.</strong> <strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><em style="box-sizing: border-box;">Editor in Chief</em></strong> : Abdur Rahman, S.Pi, M.Sc.<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 9. Publisher:</strong> Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM Banjarbaru.</p> <p style="box-sizing: border-box; line-height: 25px; margin: 10px 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: 'Noto Sans', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">Sekretariat: </strong> Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Lt.2, Gedung 1, FPK ULM Banjarbaru, Jl. Jendral A. Yani, Km. 36.6, Simpang Empat Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan<strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><br></strong></p>http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2809KEBIASAAN MAKAN (FOOD HABITS) IKAN GABUS (CHANNA STRIATA, BLOCH) DI SUNGAI NAGARA, KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:41+08:00Haris Prasetyoharisprasetyo560@gmail.comAbdur Rahmanharisprasetyo560@gmail.comZairina Yasmiharisprasetyo560@gmail.com<p>Sungai merupakan bentuk ekosistem perairan yang mengalir yang berfungsi sebagai tempat hidup bagi organisme makro maupun mikro, baik yang menetap maupun berpindah-pindah. Perairan Sungai nagara merupakan sungai yang berhubungan secara langsung dengan ekosistem rawa disekitarnya yang menunjang kehidupan berbagai macam spesies serangga dan ikan-ikan kecil sehingga menyediakan banyak sumber pakan alami bagi kelangsungan hidup ikan gabus. Ikan Gabus merupakan ikan karnivora Ordo Perciformes, Famili Channidae, Genus <em>Channa</em>, Spesies <em>Channa striata</em>, yang hidup di perairan tawar seperti di rawa, danau, sungai, dan perairan lainnya. Berdasarkan kebiasaan makannya (<em>Food Habits</em>) ikan Gabus termasuk ke dalam ikan karnivora. Untuk mengetahui kebiasaan makan ikan Gabus yaitu dengan menganalisa isi lambung ikan Gabus yang tertangkap di Sungai Nagara.</p> <p> </p> <p>The river is a form of flowing water ecosystem that functions as a place of life for macro or micro organisms, both sedentary and nomadic. The waters of the Nagara River are rivers that are directly related to the surrounding swamp ecosystems which support the lives of various species of insects and small fish, thus providing many natural food sources for the survival of the snakehead fish. Snakehead fish is a carnivorous fish of the Order Perciformes, Family Channidae, Genus Channa, Species Channa striata, which lives in fresh waters such as in swamps, lakes, rivers and other waters. Based on their eating habits (Food Habits), the snakehead fish is included in the carnivorous fish. To find out the eating habits of snakehead fish, namely by analyzing the contents of the stomach of snakehead fish caught in the Nagara River.</p>2023-12-01T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2811TINGKAT PENCEMARAN WADUK P.M. NOOR BERDASARKAN INDEKS SAPROBITAS PLANKTON DI KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:42+08:00Akhmad Ridhoni Muflihindhonimuflihin@gmail.comMijani Rahmandhonimuflihin@gmail.comZairina Yasmidhonimuflihin@gmail.com<p>Waduk P.M. Noor yang disebut juga Waduk Riam Kanan oleh masyarakat lokal dibentuk pada tahun 1958 yang digagas oleh Ir. Pangeran Mochamad Noor dengan fungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sumber air irigasi sawah juga sebagai objek pariwisata, sumber air minum, kegiatan budidaya ikan serta jalur transportasi bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini dilaksanakan di Waduk. P.M. Noor pada bulan Juni dalam kurun waktu 3 minggu. Keberadaan organisme perairan dapat menjadi indikator terhadap Struktur Komunitas Plankton (fitoplankton dan zooplankton) di Waduk P.M. Noor meliputi nilai indeks kelimpahan(N), indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E), indeks dominasi (D) dan saprobik indeks (SI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1630-2593 sel/L. indeks kelimpahan zooplankton berkisar antara 77-340 ind/L. Indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar antara 1,79-1,85 dan indeks keanekaragaman zooplankton berkisar antara 0,09-0,48. Indeks keseragaman fitoplankton (E>1 dan indeks keseragaman zooplankton (E>0,5). Indeks dominasi fitoplankton (D<0,5) dan indeks dominasi zooplankton (D>0,5) yang menandakan bahwa tedapat spesies plankton yang mendominasi. Indeks koefisien saprobik berkisar antara 1,2-2 menandakan bahwa perairan Waduk P.M. Noor tergolong tingkat β-Mesosaprobik sampai Oligosaprobik.</p> <p>P.M. Reservoir Noor which is also called the Riam Kanan Reservoir by the local community was formed in 1958 which was initiated by Ir. Prince Mochamad Noor with a function as a Hydroelectric Power Plant (PLTA), a source of water for irrigating rice fields as well as a tourism object, a source of drinking water, fish farming activities and transportation routes for the surrounding community. This research was conducted in the Reservoir. P.M. Noor in June within 3 weeks. The presence of aquatic organisms can be an indicator of the Community Structure of Plankton (phytoplankton and zooplankton) in the P.M. Noor includes abundance index (N), diversity index (H'), uniformity index (E), dominance index (D) and saprobic index (SI). The results showed that the value of the abundance index of phytoplankton ranged from 1630-2593 cells/L. The zooplankton abundance index ranged from 77-340 ind/L. The phytoplankton diversity index ranged from 1.79-1.85 and the zooplankton diversity index ranged from 0.09-0.48. Phytoplankton uniformity index (E>1 and zooplankton uniformity index (E>0.5). The phytoplankton dominance index (D<0.5) and the zooplankton dominance index (D>0.5) indicate that there are plankton species that dominate. The saprobic coefficient index ranges from 1.2-2 indicating that the waters of the P.M. Noor belongs to the level of β-Mesosaprobic to Oligosaprobic</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2813KONDISI KUALITAS AIR DI KOLAM PEMBESARAN IKAN NILA KAMPUNG IWAK KELURAHAN MENTAOS2025-04-21T12:28:43+08:00Budi Santosobudiisntso@gmail.comSuhaili Asmawibudiisntso@gmail.comDeddy Dharmajibudiisntso@gmail.com<p><strong>WATER QUALITY CONDITION IN TILAPIA FISH PONDS AT KAMPUNG IWAK, MENTAOS VILLAGE</strong></p> <p>Penelitian ini dilakukan di Kampung Iwak, yang terletak di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah ini merupakan area permukiman dengan bisnis budidaya ikan nila di setiap rumah. Kualitas air sungai sebagai sumber air untuk kolam pemeliharaan ikan nila perlu dievaluasi berdasarkan parameter dan metode tertentu sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kematian ikan nila di kolam pemeliharaan serta membandingkan kualitas air dengan standar SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu air pada kedua kolam berkisar antara 27-30°C, yang memenuhi kriteria SNI untuk pembesaran ikan nila. Namun, pH tidak memenuhi standar SNI karena kurang dari 6,5-8,5 yang dapat menyebabkan kematian secara perlahan-lahan. DO juga tidak memenuhi standar SNI pada beberapa waktu pengukuran dan fluktuatif setiap enam jam dalam sehari.Tingkat kecerahan mencapai standar SNI untuk kedua kolam tersebut. Evaluasi kondisi lingkungan sangat penting dalam menjaga tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila dalam pembudidayaannya.Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa manajemen lingkungan harus ditingkatkan sehingga dapat menjaga stabilitas level pH dan oksigen terlarut (DO) dalam batas normal sehingga angka mortalitas dapat menurun atau bahkan mencapai nol persen sehingga akan membawa keuntungan finansial yang lebih besar dari bisnis budidaya ikan nila di sekitar daerah tersebut.</p> <p>The research was conducted in Kampung Iwak, located in Banjarbaru City, South Kalimantan Province. This area is a residential area with fish farming businesses in every house that breed tilapia. The quality of the river water as a source of water for the tilapia fishpond needs to be evaluated based on certain parameters and methods according to applicable regulations. The study aims to identify the causes of death of tilapia in breeding ponds and compare water quality with SNI standards. The results showed that the water temperature in both ponds ranged from 27-30°C, which meets SNI criteria for tilapia breeding. However, pH did not meet SNI standards as it was below 6.5-8.5 which can cause gradual death. DO also did not meet SNI standards at some measurement times and fluctuated every six hours per day. Brightness levels met SNI standards for both ponds. Evaluation of environmental conditions is very important in maintaining growth and survival rates of tilapia under cultivation. From this study it is concluded that environmental management must be improved so as to maintain stability of pH level and dissolved oxygen (DO) within normal limits so that mortality rates can decrease or even reach zero percent, resulting in increased production from tilapia aquaculture businesses around the area which will bring greater benefits financially.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2810KERAGAMAN DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN EKONOMIS TINGGI YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN ESTUARI KAHAYAN KECAMATAN KAHAYAN KUALA KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH2025-04-21T12:28:44+08:00Muhammad Rizaldi1810714310003@mhs.ulm.ac.idSuhaili Asmawi1810714310003@mhs.ulm.ac.idYunandar Yunandar1810714310003@mhs.ulm.ac.id<p>Muara sungai merupakan daerah percampuran antara air sungai dengan air laut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi, pola dan parameter pertumbuhan; laju eksploitasi dan status perikanan pada ikan ekonomis yang tertangkap dengan lampara dasar di Perairan Estuari Kahayan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022- Maret 2023. Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data observasi dengan pengambilan sampel sebanyak 6 kali/minggu selama satu bulan dari hasil tangkapan nelayan lampara dasar di Perairan Estuari Kahayan. Pengolahan data yang digunakan diantaranya identifikasi jenis, pola dan parameter pertumbuhan, faktor kondisi, laju eksploitasi dan status perikanan. Keragaman ikan terdapat 37 famili dengan 48 genus dan 57 spesies. Salah satu ikan ekonomis tinggi ialah Ikan Kurau Jenggot (<em>Polynemus melanochir</em>). Ikan memiliki pola allometrik positif (nilai b = 3.1319). Hasil estimasi parameter pertumbuhan ikan terdapat nilai L∞ = 31.98, K = 2.51 dan t0 = 0.060. Angka rata-rata faktor kondisi pada ikan sebesar 1.0083 menyatakan badan ikan pipih. Angka mortalitas keseluruhan (Z) = 14.17, mortalitas natural (M) = 3.20, mortalitas penangkapan (F) = 10.97, Laju eksploitasi (E) = 0.77 dan status perikanan menyatakan <em>Over Fishing</em>.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2812STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN RAWA BARUH DESA JIRAK KECAMATAN PUGAAN KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:45+08:00Fathul MajidFathulmd676@gmail.comMijani RahmanFathulmd676@gmail.comDeddy DharmajiFathulmd676@gmail.com<p>Rawa adalah kawasan sepanjang pantai, aliran sungai, danau atau lebak yang menjorok masuk (<em>intake</em>) ke pedalaman hingga 100 km, atau sejauh dirasakannya pengaruh gerakan pasang air laut. Di Indonesia telah disepakati istilah rawa dalam dua pengertian, yakni rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa pasang surut adalah daerah rawa yang mendapat pengaruh langsung atau tidak langsung ayunan pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya. Kualitas periran rawa tidak lepas kaitanya dengan organisme perairan yang hidup didalamnya. Plankton adalah organisme perairan yang keberadaannya dapat menjadi faktor biologis yang menetukan kualitas perairan. Struktur komunitas plankton disuatu perairan dapat menjadi penetu tingkat kualitas air, peran plankton sebagai produsen primer dirantai makanan menjadikan plankton sangat berperan penting dalam perairan rawa. Sekain struktur komunitas, indeks saprobik dan indikator kualitas air pH, Suhu, Nitrat dan Fosfat juga dapat menetukan kualitas air</p> <p>Swamps are areas along the coast, rivers, lakes or valleys that protrude (intake) inland up to 100 km, or as far as the influence of the movement of sea tides is felt. In Indonesia, it has been agreed that the term swamp has two meanings, namely tidal swamp and low swamp. Tidal swamps are swamp areas that are directly or indirectly affected by tidal swings in the sea or rivers around them. The quality of swamp waters is closely related to the aquatic organisms that live in it. Plankton are aquatic organisms whose existence can be a biological factor that determines water quality. The structure of the plankton community in a waters can determine the level of water quality, the role of plankton as a primary producer in the food chain makes plankton play an important role in swamp waters. In addition to community structure, saprobic index and water quality indicators pH, temperature, nitrate and phosphate can also determine water quality.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2814STATUS MUTU AIR PADA KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN DESA SUNGAI LANDAS, KECAMATAN MARTAPURA, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:46+08:00Jahrani Jahranipenulis@gmail.comDini Sofarinipenulis@gmail.comDeddy Dharmajipenulis@gmail.com<p>Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, pada periode bulan Juli hingga Desember 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keadaan mutu air di perairan Desa Sungai Landas yang digunakan untuk kegiatan budidaya keramba jaring apung (KJA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Storet, diimplementasikan pada dua stasiun pengamatan untuk mengumpulkan data kualitas air. Standar mutu air disesuaikan dengan tujuan penggunaannya untuk menentukan status mutu air. Empat parameter kualitas air yang diukur melibatkan suhu, pH, tingkat oksigen terlarut (DO), dan kandungan amoniak. Hasil yang didapatkan dalam penelitian dengan 2 stasiun yang diamati menunjukkan bawa perairan di Desa Sungai Landas tercemar ringan. Pengukuran parameter pada stasiun 1 minggu pertama yaitu suhu 31,70<sup>o</sup>C, pH 6,43, DO 5,30, amoniak 0,49, pada minggu kedua yaitu suhu 28,9<sup>o</sup>C, pH 6,83, DO 7,00, amoniak 0,17. Pengukuran parameter pada stasiun 2 minggu pertama yaitu suhu 29,4<sup>o</sup>C, pH 6,64, DO 3,2, amoniak 0,29, sedangkan minggu kedua didapatkan hasil suhu 30,1<sup>o</sup>C, pH 6,82, DO 4,2, amoniak 0,22.</p> <p>This research was conducted in Sungai Landas Village, Karang Intan District, Banjar Regency, South Kalimantan Province from July to December 2023 with the aim to be achieved, namely analyzing the water quality status of the waters of Sungai Landas village which is used for floating net cage (KJA) cultivation activities. In order to ascertain the current state of water quality, this study used the Storet technique at two different observation sites to collect data using water quality criteria that had been altered for their intended purpose. Water quality is evaluated by measuring four parameters: temperature, pH, dissolved oxygen, and ammonia. The results obtained in research with 2 stations observed showed that the waters in Sungai Landas Village were lightly polluted. The parameters measured at station 1 in the first week were temperature 31.70oC, pH 6.43, DO 5.30, ammonia 0.49, in the second week the temperature was 28.9oC, pH 6.83, DO 7.00, ammonia 0, 17. Parameter measurements at the station for the first 2 weeks were temperature 29.4oC, pH 6.64, DO 3.2, ammonia 0.29, while in the second week the results obtained were temperature 30.1oC, pH 6.82, DO 4.2, ammonia 0 .22.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2815ANALISIS KUALITAS AIR SUB DAS RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:47+08:00Danny Mahendra Putradannyshahab@gmail.comAbdur Rahmandannyshahab@gmail.comDeddy Dharmajidannyshahab@gmail.com<p>Dalam kawasan Sub DAS Riam Kanan, terdapat banyak sekali keramba jaring apung (KJA) yang tersebar di wilayah tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampak negatifnya terhadap kualitas perairan, sehingga perlu dilakukan pengawasan dan upaya pengendalian untuk menghindari pencemaran yang mungkin timbul dari aktivitas KJA tersebut. Lokasi penelitian dipilih melalui survey lapangan dan studi literatur, dengan titik pengambilan sampel secara acak. Purposive sampling digunakan dalam beberapa kasus. Parameter yang diambil meliputi suhu, kecerahan, DO, pH, dan amonia. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 kelas II lampiran IV, dengan metode pengukuran menggunakan metode Storet.Kelayakan kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2021 untuk Kelas II yaitu kegiatan perikanan untuk Sub DAS Riam Kanan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan tidak memenuhi standar yang ditentukan karena masih terdapat parameter yang nilainya dibawah baku mutu. Parameter yang nilainya tidak sesuai baku mutu yaitu Oksigen Terlarut (DO), dan Amonia (NH3.Status mutu air yang dihitung menggunakan Metode STORET, Sub DAS Riam Kanan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 tahun 2003. Pada Stasiun 1 masuk kelas B dengan status Memenuhi baku mutu, sedangkan pada Stasiun 2 masuk kelas A dengan status Cemar ringan, dan Stasiun 3 masuk dalam kelas C dengan status Cemar sedang.</p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p>In the Riam Kanan Sub-watershed area, there are many floating net cages (KJA) scattered in the area. This raises concerns about the potential negative impact on water quality, so it is necessary to monitor and control efforts to avoid pollution that may arise from KJA activities. Research sites were selected through field surveys and literature studies, with random sampling points. Purposive sampling was used in some cases. Parameters taken include temperature, brightness, DO, pH, and ammonia. The quality standard used refers to Government Regulation No. 22 of 2021 class II appendix IV, with the measurement method using the Storet method. The feasibility of water quality based on Government Regulation No. 22 of 2021 for Class II, namely fisheries activities for the Riam Kanan Sub Watershed in Banjar Regency, South Kalimantan Province does not meet the specified standards because there are still parameters whose values are below the quality standards. The parameters whose values do not meet the quality standards are Dissolved Oxygen (DO), and Ammonia (NH3. Water quality status calculated using the STORET Method, Riam Kanan Sub Watershed based on the Decree of the Minister of Environment No.115 of 2003. Station 1 is in class B with the status of meeting quality standards, while Station 2 is in class A with mild pollution status, and Station 3 is in class C with moderate pollution status.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2816STATUS MUTU AIR PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (SUBDAS) TABUNGANEN MUARA KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2025-04-21T12:28:48+08:00Surya Dharma SaputraSuryadharmasaputra69@gmail.comSuhaili AsmawiSuryadharmasaputra69@gmail.comAbdur RahmanSuryadharmasaputra69@gmail.com<p><strong>WATER QUALITY STATUS IN THE TABUNGANEN MUARA RIVER FLOW SUB-REGION BARITO DISTRICT KUALA SOUTH KALIMANTAN PROVINCE</strong></p> <p>Sub DAS Tabunganen Muara merupakan anak sungai yang mengalir ke sungai besar Barito Kuala dimana sungainya adalah pasang surut. Berdasarkan pengukuran kualitas air pada variabel Suhu, TSS, pH dan DO dengan perhitungan sistem nilai air menggunakan Metode STORET dan mengacu pada standar baku mutu air sungai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Status mutu air pada Sub DAS Tabunganen Muara kelas satu dan dua semua stasiun kriteria cemar ringan dan kelas tiga stasiun I, stasiun II kriteria memenuhi baku mutu sedangkan stasiun III kriteria cemar ringan. Kelas empat semua stasiun kriteria memenuhi baku mutu. Total skor nilai negatif hanya pada parameter kimia yaitu variabel DO. Berdasarkan analisis uji beda variabel Suhu, TSS, pH dan DO, keseluruhan tidak berbeda antara status mutu air pada Sub DAS Tabunganen Muara.</p> <p>The Tabunganen Muara sub-watershed is a tributary that flows into the large Barito Kuala river where the river is tidal. Based on water quality measurements on the variables Temperature, TSS, pH and DO by calculating the water value system using the STORET Method and referring to river water quality standard standards Government Regulation Number 22 of 2021 Status of water quality in the first and second class of the Tabunganen Muara Sub-watershed for all criteria stations lightly polluted and third class station I, station II criteria meet quality standards while station III criteria are lightly polluted. Class four all criteria stations meet quality standards. The total score is negative only on chemical parameters, namely the DO variable. Based on the analysis of the different test variables for temperature, TSS, pH and DO, there was no overall difference between the status of water quality in the Tabunganen Muara sub-watershed.</p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://103.81.100.242/index.php/aquatic/article/view/2817ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAKUT (OXYELEOTRIS MARMORATA, BLKR) YANG TERTANGKAP DI WADUK RIAM KANAN DAN SEKITARNYA2025-04-21T12:28:49+08:00Syifa NadhiraSyifanadhira1627@gmail.comRizmi YunitaSyifanadhira1627@gmail.comAbdur RahmanSyifanadhira1627@gmail.com<p>Ikan Bakut (<em>Oxyeleotris marmorata, </em>Blkr) merupakan ikan ekonomis yang memiliki potensi besar untuk di ekspor ke beberapa negara lain. Budidaya ikan Bakut (<em>Oxyeleotris marmorata, </em>Blkr) perlu dilakukan agar populasinya tidak berkurang dan kelestariannya tetap terjaga. Analisis data dilakukan melalui Metode Frekuensi Kejadian, Metode Volumetrik, Indeks Preponderance, Uji Sifat Fisika dan Kimia Perairan, Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil pembedahan lambung Ikan Bakut menunjukkan adanya beberapa jenis organisme yang terdapat dalam lambung ikan bakut beberapa jenis organisme yang terdapat dalam lambung ikan bakut seperti potongan udang sebesar (70,271%), ikan sebesar (15,663%), udang rebon (<em>Acetes indicus</em>) sebesar (12,694%), serangga air (0,922%), Fitoplankton (0,447%), dan zooplankton (0,001%). Hasil dari pengukuran variabel kualitas air pada ketiga stasiun pengambilan ikan bakut menunjukkan bahwa rata-rata nilai suhu adalah 29,6<sup>o</sup>C, pH 7,15, DO 5,83 mg/l dan kecerahan 200 cm.</p> <p>Bakut fish (Oxyeleotris marmorata, Blkr) is an economical fish that has great potential for export to several other countries. Bakut fish (Oxyeleotris marmorata, Blkr) cultivation needs to be carried out so that the population does not decrease and its sustainability is maintained. Data analysis was carried out through the Frequency of Occurrence Method, Volumetric Method, Preponderance Index, Test of Physical and Chemical Properties of Waters, Pollution Index. The results of the study concluded that the results of surgery on the stomach of the Bakut Fish showed that there were several types of organisms found in the stomach of the Bakut Fish. Several types of organisms were found in the stomach of the Bakut Fish, such as pieces of shrimp (70.271%), fish (15.663%), rebon shrimp (Acetes indicus ) of (12.694%), aquatic insects (0.922%), phytoplankton (0.447%), and zooplankton (0.001%). The results of measuring the water quality variable at the three baitfish collection stations showed that the average temperature values were 29.6oC, pH 7.15, DO 5.83 mg/l and brightness 200 cm.</p> <p> </p>2023-12-04T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##